SURABAYAKABARMETRO, PONOROGO-Sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah kembali menunjukkan hasil nyata.
Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor bersama Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Ponorogo berkolaborasi dalam program pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui skema Matching Fund untuk mengembangkan eduwisata lebah madu trigona di Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.
Program ini menjadi bagian dari upaya strategis mendorong kemandirian ekonomi desa berbasis potensi lokal dan inovasi teknologi. Kegiatan difokuskan pada penguatan kapasitas masyarakat dalam tiga bidang utama: produksi madu trigona, manajemen usaha wisata, dan pemasaran digital berbasis media sosial.
“Kami ingin menjadikan Mrayan sebagai percontohan desa wisata edukasi yang tidak hanya berorientasi pada rekreasi, tetapi juga pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Faisal Reza Pradhana, dosen UNIDA Gontor sekaligus Ketua Tim Pengabdian.
Pelatihan Budidaya Lebah dan Penguatan BUMDes
Kegiatan PkM ini melibatkan langsung Kelompok Tani Hutan (KTH) Enggal Mulyo Lestari dan BUMDes Mrayan sebagai mitra utama. Sebelum pelatihan, tim membantu penyediaan tiga stup tambahan untuk praktik budidaya lebah trigona di area wisata edukasi Mrayan Trigona Park.
Melalui pelatihan yang diikuti 25 warga, masyarakat belajar teknik perawatan koloni, pengendalian hama, dan pengemasan madu higienis. Dalam waktu dua bulan, produksi madu meningkat hampir dua kali lipat, dan kualitas produk menjadi lebih baik serta tahan simpan lebih lama.
Di bidang manajemen, tim dosen dan mahasiswa dari kedua universitas membantu BUMDes Mrayan menyusun struktur organisasi baru, membuat sistem pembukuan keuangan sederhana.
Digitalisasi dan Promosi Wisata
Tak hanya peningkatan produksi, program ini juga memperkuat kemampuan digital masyarakat. Sebanyak 20 pemuda desa mengikuti pelatihan literasi digital dan promosi daring. Mereka diajarkan mengelola akun media sosial, membuat konten promosi wisata, dan memasarkan produk secara online.
Aktivitas promosi ini terbukti meningkatkan kunjungan wisatawan dari berbagai daerah, termasuk lembaga pendidikan yang menjadikan lokasi ini sebagai tempat kunjungan belajar.
“Keterlibatan mahasiswa dalam program KKN ini menunjukkan bagaimana kampus dapat berperan langsung dalam mendorong inovasi dan kesejahteraan masyarakat desa,” ujar Faisal.
Kolaborasi Tiga Pihak untuk Kemandirian Desa
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kemendikbudristek melalui program Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa Perguruan Tinggi. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa kerja sama lintas lembaga pendidikan tinggi dapat menghasilkan dampak sosial-ekonomi yang nyata.
Kepala Desa Mrayan, Juwanto, menyampaikan rasa terima kasih atas program ini.
“Kami sangat terbantu. Warga tidak hanya mendapatkan ilmu baru, tetapi juga semangat baru untuk mengembangkan wisata edukasi madu lebah sebagai kebanggaan desa,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Unida Gontor dan Unmuh Ponorogo berkomitmen untuk melanjutkan pendampingan terhadap masyarakat Desa Mrayan secara berkelanjutan. Tujuannya, agar Mrayan Trigona Park menjadi model eduwisata berbasis kearifan lokal dan teknologi digital yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
“Kami berharap program ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk mengembangkan potensi lokalnya melalui kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah,” tutup Faisal. (surabayakabarmetro.id)




