Berita Gresik Jawa Timur Surabaya Utama

Gempa Tuban Guncang Bawean, Benarkah Bakal Mengubah Arah Kiblat Masjidnya? Simak Penjelasan Dewan Pakar LFNU Gresik

Dewan pakar Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Gresik, KH Inwanuddin (istimewa/ surabayakabarmetro.id)

SURABAYAKABARMETRO.ID, GRESIK– Pulau Bawean ikut terdampak gempa Tuban yang hebat, Jumat 22 Maret 2024.

Akibatnya sejumlah bangunan mengalami kerusakan.

Warga sampai saat ini juga mengalami trauma.

Lalu, apakah gempat tersebut juga bakal mengubah arah kiblat masjid di sana?

Sebelumnya, sejumlah bangunan di Kepulauan Bawean Kabupaten Gresik mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terletak pada koordinat 5,79° LS ; 112,32° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 126 Km arah Timur Laut Tuban pada kedalaman 10 Km.

Bangunan yang rusak itu dua di antaranya adalah masjid yang berada di Desa Gunungteguh, Kecamatan Sangkapura.

Satu masjid mengalami rusak ringan, sementara satu masjid lainnya rusak berat atau roboh.

Robohnya salah satu masjid ini menimbulkan spekulasi terkait pergeseran atau berubahnya arah kiblat dampak dari gempa bumi. Sebab, robohnya masjid dimungkinkan karena adanya pergerakan tanah lokal akibat terkena gempa bumi.

Dewan pakar Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama atau LFNU Gresik, KH Inwanuddin mengatakan bahwa setiap kejadian gempa bumi tidak bisa dianggap selalu berpengaruh terhadap pergeseran arah kiblat masjid karena tergantung jenis gempanya.

“Kalau gempa darat yang biasanya terjadi akibat gesekan antara lempeng tektonik di bawah tanah itu besar kemungkinan bisa merubah arah kiblat. Kalau gempa laut karena di dasar laut kecil kemungkinannya,”kata KH. Inwanuddin, Jumat (22/03/2024).

Gus Inwan sapaan akrabnya mengungkapkan, arah kiblat masjid ditentukan oleh nilai sudut yang dihasilkan antara koordinat masjid dengan ka’bah. Sedangkan perubahan arah kiblat tidak hanya disebabkan berubahnya titik koordinat, melainkan adanya pergeseran arah meskipun di titik koordinat yang tetap.

“Secara sederhananya begini, sebuah piring atau benda bulat atau kotak kalau diletakkan di suatu titik koordinat tapi bendanya saya putar kan berubah juga arahnya meski titik koordinatnya tetap,”ungkap pengasuh Pondok Pesantren Sunan Giri.

Lebih jauh, pria yang kerap berhasil melihat hilal dengan mata telanjang di setiap rukyatul hilal ini menjelaskan, perlu pengecekan titik koordinat dan dikalibrasi ulang saat ada masjid atau musala yang roboh akibat gempa bumi meski jaraknya cukup jauh dengan pusat gempa.

“Perlu dikalibrasi. Harus dicek titik koordinatnya, lalu dihitung ulang. Kalau ada arah kiblat salah satu masjid yang berubah, bisa jadi masjid lain juga ikut berubah karena letaknya di wilayah yang sama. Khawatirnya ada pergerakan tanah lokal,”jelas ahli falak yang berjuluk mata elang ini.

Ditegaskan Gus Inwan, urgensi ilmu falak atau astronomi dinilai punya peranan strategis membantu memberikan informasi bagaimana mengukur arah kiblat secara tepat, meski tidak ada kewenangan memaksa orang yang sudah meyakini arah kiblatnya.

“Jumhur (mayoritas) ulama bersepakat bahwa menghadap kiblat adalah salah satu syarat sahnya umat Islam dalam menunaikan solat. Artinya, mengabaikan urusan ini berpotensi merusak keabsahan shalat secara keseluruhan,”tegas alumni Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan.

Namun, Gus Inwan menambahkan, ada dua pendapat ulama yang bisa dijadikan rujukan dalam menyikapi pandangan atas fenomena ini. Pendapat Imam Syafi’i menghadap persis ke bangunan fisik ka’bah (‘ainul ka’bah), sementara Imam lain cukup atau sekadar ke arah ka’bah (jihatul ka’bah).

“Sekarang dengan berkembangnya teknologi kita bisa ijtihad dengan ‘ainul ka’bah. Itulah fungsinya ada pengukuran arah kiblat. Tapi, ada juga ulama dari kalangan madzhab Syafi’i, Syeikh Abdurrahman Ba’alawi dalam kitab Bughyah al-Mustarsyidin juga berpendapat boleh jihatul ka’bah bila seseorang tidak mengetahui tanda-tanda letak geografis persis Ka’bah,”tandasnya. (surabayakabarmetro.id)

Bagus

About Author

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Utama

Toko Karpet di Gemblongan Surabaya Terbakar, Kepanikan Sejumlah Orang Ikut Terekam

SURABAYA – Sebanyak dua toko karpet yang ada di Jalan Gemblongan, Surabaya terbakar, Minggu (16/10/2022) sore kemarin. Saat kejadian, kobaran
Berita Utama

Tim Antasena dan Sapuangin ITS Capai Prestasi Bergengsi di Kancah Internasional, Berjaya di Shell Eco-Marathon 2022

SURABAYA – Satu lagi prestasi yang berhasil ditorehkan oleh para mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mereka berhasil meraih prestasi