Berita Opini Surabaya Utama

Pedihnya Nasib Pengendara yang Lewat Jalan Lakarsantri-Lidah Wetan Surabaya saat Pagi dan Jelang Maghrib

Kemaceta di Jalan Lakarsantri-Lidah Wetan Surabaya (surabayakabarmetro.id)

SURABAYAKABARMETRO.ID, SURABAYA– Jalan Lakarsantri hingga Lidah Wetan merupakan jalur vital di Kota Surabaya. Sebab, jalur ini merupakan penghubung antara Gresik selatan yaitu Menganti, Cerme dan Driyorejo, menuju Surabaya.

Maka tak heran, Jalan Lakarsantri hingga Jalan Lidah Wetan merupakan jalur kehidupan kaum pinggiran. Yaitu masyarakat Surabaya Barat, atau warga Gresik yang kerja di Surabaya maupun sebaliknya.

Ribuan kendaraan melewati jalur tersebut setiap harinya. Baik sepeda motor, mobil bahkan truk kontainer kadang juga lewat di situ.

Sayangnya, jalur ini juga menjadi sumber penderitaan bagi para pengendara, atau masyarakat yang lewat di sana. Bagaimana tidak, jalan tersebut terlalu sempit untuk dilewati banyak kendaraan. Terlebih saat jam berangkat dan pulang kerja, yaitu pagi dan menjelang maghrib.

Maka tidak perlu heran, saat pagi atau jelang maghrib, kemacetan panjang menjadi pemandangan yang luar biasa. Hal itu kemudian membuat para pengendara pedih nasibnya, dan jengkel dengan hidup dengan mereka jalani.

Mereka harus berkejaran dengan waktu, tapi jalanan macet. Apalagi saat cuaca Surabaya sedang panas-panasnya. Asli kudu misuh-misuh rasanya (benar-benar rasanya ingin mengumpat).

Jika dibedah dengan teliti, ternyata ada banyak faktor yang jadi penyebab kemacetan.

Yang pertama tentu meningkatnya volume kendaraan yang melewati tempat itu. Sedangkan yang kedua adalah lebar jalan yang sempit, semakin tidak dapat menampung kendaraan lewat.

Lalu yang ketiga adalah adanya polisi cepek atau pengatur lalu lintas liar. Sudah buka rahasia umum, pengatur lalu lintas liar atau polisi cepek terkadang justru membuat jalanan makin macet, alih-alih membuatnya lancar.

Yang keempat adalah adanya kendaraan tonase besar yang kadang tidak tertib atau masih melanggar jam batas lewat jalan tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan sejumlah regulasi untuk mengaturnya agar jalanan tersebut tidak terus-terusan macet.

Misal dengan membangun jalan alternatif untuk memecah kemacetan di tempat itu. Lalu solusi yang kedua adalah dengan melebarkan jalan yang dianggap sebagian orang masih sempit.

Sedangkan yang ketiga adalah memperbanyak personel polisi lalu lintas untuk mengatur di situ. Tujuannya untuk membatasi munculnya polisi cepek, serta mengatur jam operasional truk yang lewat tempat itu.

Dengan cara itu, maka jalanan di Lakarsantri hingga Lidah Wetan bisa lancar. Tentunya masyarakat berharap agar hal itu bisa segera terwujud, serta mengurangi kesenjangan perhatian Pemerintah Kota Surabaya terhadap akses jalan. Sebab, terkadang masih muncul anggapan Pemkot Surabaya hanya memperhatikan kawasan tengah kota atau jalur protokol, yaitu dengan mempercantik, dan membuatkan jalan tambahan. Sedangkan, kawasan pingiran dibiarkan begitu saja, sehingga membuat pengguna jalannya merah pedih, hiks… hiks… (surabayakabarmetro.id)

Bagus

About Author

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Utama

Toko Karpet di Gemblongan Surabaya Terbakar, Kepanikan Sejumlah Orang Ikut Terekam

SURABAYA – Sebanyak dua toko karpet yang ada di Jalan Gemblongan, Surabaya terbakar, Minggu (16/10/2022) sore kemarin. Saat kejadian, kobaran
Berita Utama

Tim Antasena dan Sapuangin ITS Capai Prestasi Bergengsi di Kancah Internasional, Berjaya di Shell Eco-Marathon 2022

SURABAYA – Satu lagi prestasi yang berhasil ditorehkan oleh para mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mereka berhasil meraih prestasi