SURABAYAKABARMETRO.COM, SURABAYA – Warga Dukuh Pakis Surabaya mengalami nasib pilu tak berkesudahan.
Sebab, selain rumah mereka dieksekusi, benda berharga mereka juga ikut hilang.
Hilangnya benda berharga itu terjadi saat rumah mereka dieksekusi.
Hal itu seperti aduan yang diterima oleh Tim Advokasi Posko Pandegiling Surabaya.
Berdasarkan laporan tersebut, setidaknya menerima belasan pengaduan dari warga korban eksekusi Dukuh Pakis IVA Surabaya, tentang hilangnya barang-barang berharga saat proses eksekusi dilakukan.
Beberapa warga juga mengaku kehilangan ponsel, kalung, emas, dan sejumlah uang tunai.
Tidak hanya itu, barang elektronik dan uang tabungan juga diketahui raib.
“Ada kalung peninggalan ibu, uang arisan keluarga, juga sepatu untuk anak saya besok upacara di Grahadi diduga hilang,” kata seorang warga korban eksekusi, Sugeng Widodo Sabtu (12/8/2023).
Selain Sugeng, kondisi serupa juga dialami oleh Choirul Anwar. Kalung putrinya yang disimpan juga sirna. “Saya belum bilang kekeluarga takut tambah drop. Bingung mau bagaimana,” ujarnya lemas.
Erwin Wijaya, warga korban eksekusi lainnya menjelaskan sebagian besar warga saat eksekusi tidak bisa berbuat banyak. Meski kondisi barang sudah dikemas.
“Tapi saat itu sudah bingung. Apalagi petugas eksekusinya masuk langsung bongkar-bongkar,” ujarnya.
Terpisah, Koordinator Posko Pandegiling Surabaya Jagad Hariseno mengatakan telah menerima pengaduan warga.
Ia mengatakan, saat ini proses inventarisasi laporan warga telah dilakukan.
“Laporan sudah masuk. Kami juga sudah menginventarisasi. Itu nanti jadi bahan laporan,” ujarnya.
Diketahui, sebanyak 22 KK kampung Dukuh Pakis IVA RT/RW 02/02 Surabaya menjadi korban eksekusi lahan, Rabu kemarin.
Warga kaget dan tidak mengetahui perihal kasus hukum yang terjadi, namun menjadi korban penggusuran.
Pihak Posko Pandegiling bersama warga sedianya meminta agar proses tersebut setidaknya ditunda.
Jagad Hariseno mengatakan, pihaknya bukan untuk menghalang-halangi proses eksekusi.”Kami memohon penundaan, karena ada dugaan proses (ekskusi) ini janggal. Selain itu, kami melaksanakan perintah Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri, berada saat rakyat menangis,” tegasnya. (surabayakabarmetro.com)